Jumat, 11 Maret 2011

Mengalahkan Waktu

Penyakit ke-adab-an di jaman modern ini, kalau boleh dibilang penyakit, dan itu warisan kebudayaan ilmu adalah "mengalahkan waktu", mengendalikan waktu dan jika perlu mengatur waktu, bahkan membunuh waktu, jika perlu.

Dengan ilmu pengetahuan, manusia memperpendek waktu manusia dalam memahami hidupnya. Jika di waktu-waktu sebelumnya manusia memerlukan bertahun-tahun, juga kerja bertahun-tahun untuk mengetahui rahasia / manfaat sebuah tanaman. Saat ini dengan ilmu pengetahuan manusia dalam mengendalikan waktu, dengan instan umat manusia dapat menikmati manfaat kesemua khasiat sebuah tanaman, meski ditanam ditempat di ujung dunia.

Karena ilmu, membuat semua menjadi ringkas, sehingga waktu untuk menikmati "main" masa anak-anak pun menjadi serba cepat. Semua dibuat ringkas. Semua dibuat simpel intinya saja. maka semua berlomba lulus berumur serba muda,buahpun dipaksa masak cepat, telur dipaksa menetas cepat, daging dipaksa cepat produksi, sehingga waktu pun dibuat tak berdaya.

Berbagai fihak menghendaki semua serba cepat, kalau bisa saat ini juga. "Reformasi pemikiran" pun melanda juga ke alam demokrasi. Dan, demokrasi serba cepat, demokrasi langsung praktek dituntut di semua aspek lapangan. Kini, semua dapat kita saksikan di koran, televisi, media online, dengan dibekali aturan atau UU yg juga disediakan dengan cepat. Aturan yang dibuat serba cepat dan demi mengabdi alam demokrasi ini menjadi keharusan.


Manusia modern diperkotaan disetting sedemikian rupa demi mengendalikan waktu. Bahkan saat ada tetangga rumah, mungkin juga teman sekantor kecelakaan di jalan pun tak perlu dihirau, sebab dia sedang membunuh waktu mengejar mesin waktu lambang prestisius di sebuah lembaga. Dan, biarlah yang menolong kecelakaan tersebut adalah aparat, sebab kredit point dia di kantornya akan "lalai" jika terlambat.

Manusia modern pada akhirnya bersahabat dalam pengingkaran waktu, hukum waktu dan jalannya alam. Ritme semesta yang telah bertahan jutaan tahun, kini mengalami "ketimpangan" paradoksal atas kodratnya. Alam semesta yang tersentuh tangan manusia menjadi terganggu, bahkan di beberapa bagian rusak binasa.

Entah fenomena aneh ini akan bertahan sampai kapan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar